Sebuah terobosan baru dalam dunia teknologi pendidikan telah dilakukan oleh sekelompok mahasiswa yang berhasil menciptakan aplikasi inovatif untuk memudahkan proses belajar Al-Quran. Aplikasi yang diberi nama “Habibul Qur’an (HAQU)” ini dirancang dengan antarmuka yang ramah pengguna, memadukan teknologi modern dengan tujuan mendalami pemahaman Al-Quran.
Kelompok mahasiswa yang terdiri dari Febi Febriyanti Salina Berutu (Mahasiswa Matematika FMIPA 2020 UB), Fariz Indra Darmawan (Mahasiswa Matematika FMIPA 2020 UB), Mujadid Syahbana (UI), Utsman Abdurrahman (IPB), Giovaldi Ramadhan (ITHB), Wilbert Josef Tanumihardja (Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie) yang tergabung dalam Program Bangkit Academy 2023 berhasil merampungkan pengembangan aplikasi setelah beberapa bulan proses pengembangan yang intensif bersaing dengan sekitar 787 peserta lainnya. Mereka memiliki visi untuk membantu kaum muslim dalam membaca, memahami dan menghafal Al-Quran dengan lebih efektif melalui pemanfaatan teknologi.
Habibul Qur’an didesain dengan cermat untuk membantu mempermudah belajar Al Qur’an dengan fitur yang menarik. Adapun fitur yang ditawarkan adalah latihan pelafalan ayat dan huruf hijaiyah dengan koreksi langsung. Selain itu juga terdapat audio rekaman bacaan oleh qari terkenal yang dapat memudahkan pengguna untuk belajar pelafalan dengan baik dan benar. Aplikasi tersebut sudah dapat diundung di google playstore dan telah berhasil mendapatkan dukungan dari kementerian pendidikan kebudayaan riset dan teknologi sebesar 140 juta rupiah serta dukungan dari google.
Febi, salah satu pengembang aplikasi HaQu, menyatakan, “Harapan saya dan tim dengan adanya aplikasi yang kami bangun adalah membantu umat muslim untuk belajar membaca Al-Quran dan meningkatnya literasi Al-Quran di Indonesia. Dengan memanfaatkan teknologi, kami ingin memudahkan proses pembelajaran tanpa mengurangi esensi dan kekhusyu’an dalam memahami firman Allah.”, ujarnya.
Febi dan Fariz merupakan bimbingan dari Syaiful Anam, S.Si., M.Si., Ph.D dari Departemen Matematika FMIPA UB. Ia memaparkan bahwa dengan latar belakang melihat kondisi masyarakat muslim di Indonesia yang masih banyak kesulitan dalam membaca dan memahami Al Qur’an, maka Febi dan tim mulai berinovasi menciptakan kemudahan melalui teknologi digital yang akhirnya dapat membangun aplikasi HaQu tersebut. Fakta pun menunjukan bahwa sekitar 72 persen masyarakat muslim Indonesia buta aksara Al Qur’an (sumber : Republika 20/9/2023). Oleh karena itu, Febi merasa tertantang untuk memfasilitasi masyarakat Indonesia yang merupakan populasi muslim terbanyak di dunia. (yog)
 
 
Skip to content